Minggu, 07 Februari 2010

Hilangnya Do'a sang Kiyai/Ustadz

Pada setiap peringatan Hari pendidikan yang jatuh setiap tanggal 2 Mei,Masalah yang banyak disoroti adalah mutu pendidikan.Masalah itu juga mengusik perhatian seorang kiyai mudah asal Madura yang perhatiannya sangat besar terhadap masalah pedidikan.
Untuk keperluan itu beliau menyamar sebagai oran biasa,mengunjungi kiyai-kiyai diberbagai pesantren yang ada dipesisir selatan,dari Surabaya ke arah timur hingga Banyuwangi,ya’ni kawasan yang terkenal memiliki banyak pesantren besar,”menurut Pak Kiyai mutu lulusan pesantren dulu dan sekarang mana yan g lebih baik”? dekian Tanya kiyai muda setiap kali mengawali perjumpaannya dengan kiyai-kiyai dikawasan itu.
Rata-rata para kiyai berpendapat,mutu lulusan pesantren dahulu lebih baik dari sekarang.kiyai muda kiyai muda yang sejak usia 19 tahun telah mengasuh sebuah pesantren,dengan amat hati-hati dan penuh tawadlu’sebagaimana lazim dalam tradisi pesantren, mengjukan pertanyaan kedua,”menurut hemat pak kiyai,kira-kira apa penyebabnya ?”
Hampir semua kiyai menjawab,” Saya tidak tahu,padahal sarana pendidikan lebih baik.caranya pun tak berbeda dengan yang di tempuh oleh kiyai-kiyai terdahulu.
Biasanya setelah menjawab pertanyaan itu para kiyai yang ditanyai balik bertanya ,“ Oh ya, menurut kamu kira-kira apa penyebabnya ?”
Setelah minta izin untuk mengemukan pendapatnya,kiyai muda ini menjawab dengan singkat,” Barang kali,karena para kiyai sekarang lupa berdo’a untuk para para santrinya.”
Ya,itu benar.Benar sekali” Jawab kiyai sepuh di sebuah pesantren kecil yang telah melahirkan banyak kiyai besar itu.Selanjutnya sang kiyai sepuh mengajukan kritiknya “ Wong sekarang ini banyak kiyai lebih di sibukkan dengan mempertajam do’a batinnya (maksudnya,do’a-do’a majic yang sangat dibutukan oleh para tamu yang datang berkunjung) dari pada medo’akan santrinya.
Menurut hemat penulis,rasanya tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa salah satu dari sekian banyak kelebihan pendidikan pesantren dari pendidikan sekolah pada umumnya adalah para kiyai dan ustadznya selalu mendo’akan para santrinya.”
Dari hasil “Dialog silaturrohim” kiyai muda itu diketahui,ternyata kelebihan yang sangat spesifik pesantren itu mulai hilang dari lingkungan pesatren.Padahal semua tahu bahwa do’a itu inti ibadah (HR.Tirmidzi)dan bahwa tidak sesuatu yang lebih mulia bagi Allah SWT. Adalah do’a (HR. Ibnu Hibban dan Hakim).
Dalam forum-forum diskusi baik berbentuk seminar,panel,dialog dan lain-lain,jarang sekali kalau mungkin tidak pernah – “sebab yang satu” itu dibicarakan secara intens dan dibahas secara serius.Padahal,bila peserta didik telah masuk kedalam ruang do’a guru,berarti perhatian dan motivasi guru itu sangat besar untuk meningkatkan kwalitas anak didiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar